Minggu, 23 Oktober 2011

laporan persediaan


Membuat laporan persediaan
Persediaan yang tersimpan di gudang selalu mengalami perubahan dalam kuantitasnya, karena persediaan tersebut mengalmi mutasi baik pembelian, retur pembelian, maupun pemakaian bahan. Untuk mendukung saldo persediaan yang ada di neraca perlu dibuat daftar persediaan. Daftar ini dibuat dengan mengambil data yang terdapat dalam kartu persediaan. Daftar persediaan memuat nam-nama barang yang ada di dalam kartu persediaan. Masing-masing beserta kualitas, harga pokok/satuan dan jumlahnya.
Contoh 1: laporan ikhtisar persediaan bahan baku
PT AMIDAH
Daftar Persediaan
31 Desember 2010

No
Nama Bahan
Kuantitas
HP/Satuan
Jumlah
1
Barang A
600
39
23.400
2
Barang B
500
50
25.000
3
Barang C
100
25
2.500
4
Barang D
400
20
8.000

Total


58.900

Contoh 2:
PT PANORAMA ELEKTRONIK
LAPORAN IKHTISAR SEDIAAN BARANG DAGANG
Periode 30 Juni 2011
No
Nama Sediaan
Jumlah
Total
Keterangan
Unit
Harga/unit
1
TV SHARP 24’
14
Rp. 1.920.000
Rp. 26.880.000
s/d 30 Mei 2011
2
TV Sony 24’
6
Rp. 2.250.000
Rp. 13.500.000
s/d 30 Mei 2011
3
Kulkas Sanyo 2 pintu
5
Rp. 1.650.000
Rp. 8.250.000
s/d 30 Mei 2011
4
Mesin Cuci Modena
10
Rp. 2.200.000
Rp. 22.000.000
s/d 30 Mei 2011
5
Kulkas LG 6 Kg
10
Rp. 2.500.000
Rp. 25.000.000
s/d 30 Mei 2011
6
TV Sanyo 24’
8
Rp. 2.100.000
Rp. 16.800.000
s/d 30 Mei 2011

Total harga pokok


Rp. 112.430.000
s/d 30 Mei 2011

Data yang terdapat pada laporan ikhtisar sediaan barang dagang, diambil dari kartu sediaan barang dagang masing-masing golongan dan jenis barang dagang. Tergambar pada laporan sampai 30 Mei 2011sediaan barang dagang yang masih merupakan stok sebanyak Rp. 112.430.000.

prosedur penanganan selisih persediaan


Prosedur penanganan selisih perhitungan
Setelah perhitungan fisik persediaan selesai dikerjakan, maka dilakukan rekonsilasi antara Daftar Rekapitulasi Perhitungan  Persediaan dengan Kartu Persediaan yang diselenggarakan oleh bagian akuntansi. Selisih jumlah kolom harga pokok total dalam Daftar Rekapitulasi yang bersangkutan menurut Kartu Persediaan yang diselenggarakan oleh bagian akuntansi akan direkam dalam Bukti Memorial.
Berita acara hasil perhitungan fisik persediaan barang jadi
Setelah kita selesai menghitung fisik persediaan barang Dagang, maka yang harus kita lakukan adalah memebuat berita acara hasil perhitungan tersebut. Format laporan ini berbeda disetiap perusahaan karena disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing perusahaan.

SISTEM PENILAIAN PERSEDIAAN


1.      SISTEM PERIODIK / FISIK
Menurut sistem periodik ini terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menilai harga perolehan persediaan pada akhir tahun antara lain:
a.      Metode tanda pengenal khusus (Spesifick identification method)
Memberi tanda – tanda khusus yang sama untuk setiap barang yang harga perolehannya sama, sehingga pada waktu mengadakan inventaaris dikelompokkan menurut tandanya kemudian dihitung jumlahnya.
Contoh:
PT Angkasa Pura selama bulan januari 1995 mempunyai data tentang persediaan sebagai berikut:
Jan. 1, persediaan        1750 unit @ Rp. 6.000/ unit
Jan. 5, persediaan        1.000 unit @ Rp. 6.200/ unit
Jan. 10, persediaan      2.000 unit @ Rp. 6.250/ unit
Jan. 15, persediaan      1.500 unit @ Rp. 6.400/ unit
Jan. 20, persediaan      3.000 unit @ Rp. 6.250/ unit
Jan. 25, persediaan      2.500 unit @ Rp. 6.500/ unit
Jan. 30, persediaan      2.000 unit @ Rp. 6.400/ unit
Berdasarkan inventaris  secara fisik ternyata jumlah persediaan pada tanggal 31 Januari 1995 sebanyak 3.000 unit terdiri dari: pembelian tanggal 30 Januari 50%, pembelian tanggal 25 januari 25% dan selebihnya pembelian tanggal 5 Januari 1995. Tentukan nilai persediaan tanggal 31 Januari 1995 dengan metode tanda pengenal khusus!
Jawab:
Nilai persediaan pada tanggal 31 Januari 1995 adalah:
1.500 x Rp. 6.400       = Rp. 9.600.000
   750 x Rp. 6.500       = Rp. 4.875.000
   750 x Rp. 6.200       = Rp. 4.650.000
3.000 unit                       Rp. 19.125.000                               



b.      Metode masuk pertama keluar pertama (FIFO)
Contoh :
PD Nusantara selama bulan februari 1995 mempunyai catatan mengenai barang dagangan sebagai berikut:
Feb. 1 Persediaan        3.000 unit  @ Rp. 6.400/ unit
Feb. 6 Pembelian         2.000 unit  @ Rp. 6.500/ unit
Feb. 11 Pembelian       4.000 unit  @ Rp. 6.300/ unit
Feb. 16 Pembelian       5.000 unit  @ Rp. 6.600/ unit
Feb. 21 Pembelian       2.500 unit  @ Rp. 6.800/ unit
Feb. 26 Pembelian       4.000 unit  @ Rp. 6.2500/ unit
Berdasarkan inventarisasi secara fisik, persediaan barag dagang pada tanggal 28 februari 1995 sebanyak 7.000 unit.
Hitunglah nilai persediaan barang dagang pada tanggal 28 Februari 1995 jika menggunakan metode FIFO!
Jawab:
Jumlah persediaan 7.000 unit terdiri dari:
Persediaan tgl 1 Februari 1995 = 3.000 x Rp. 6.400  = Rp. 19.200.000
Pembelian tgl 6  Februari 1995 = 2.000 x Rp.6.500   = Rp. 13.000.000
Pembeliaan tgl 11 Februari 1995 = 2.000 x Rp. 6.300 =Rp. 12.600.000
                                                                                    = Rp. 44.800.000
Jadi, nilai dari persediaan 7.000 unit adalah Rp. 44.800.000

c.       Metode masuk terakhir keluar pertama (LIFO)
Jumlah persediaan 7.000 unit terdiri dari:
Pembelian 26 Februari 1995   = 4.000 x Rp. 6.250    = Rp. 25.000.000
Pembelian 21 februari 1995    = 2.500 x Rp. 6.800    = Rp. 17.000.000
Pembelian 16 Februari 1995   = 500 x Rp. 6.600       = Rp. 3.300.000
                                                                                    = Rp. 45.300.000
Jadi nilai persediaan 7.000 unit adalah Rp. 45.300.000

SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN


Sistem pencatatan persediaan ada dua macam yaitu system fisik (physical system) dan system perpetual (perpetual system)

1.      System Fisik (Physical System)
Sistem fisik disebut juga dengan system periodik adalah system pencatatan persediaan barang dagangan dengan cara mencatat setiap pembelian barang dagang pada akun pembelian dan setiap penjualan barang dagang pada akun penjualan serta persediaan akhir barang dagang diketahui dengan cara perhitungan secara fisik, sedangkan akun persediaan digunakan pada saat mencatat persediaan awal dan akhir persediaan barang dagang saja.
Contoh:
Dibawah ini kegiatan PT Angkasa untuk bulan juni 2010 sebagai berikut:
Persediaan barang dagangan 1 juni 2010                    = Rp. 160.000.000,00
Pembelian barang dagangan selama bulan juni 2010  = Rp. 800.000.000,00
Penjualan barang dagangan selama bulan juni 2010   = Rp. 950.000.000,00

Jurnal yang dibuat PT. Angkasa untuk mencatat transaksi tersebut:

Pembelian        Rp. 800.000.000,00
            Bank/Kewajiban Dagang        Rp. 800.000.000,00
(untuk mencatat pembelian barang dagangan)

Bank/piutang dagang  Rp. 950.000.000,00
            Penjualan                                 Rp. 950.000.000,00
(untuk mencatat penjualan barang dagang)

Nama akun: persediaan                                                                 no. akun: 116
Tgl
Keterangan
Ref
Debit
kredit
saldo
debit
kredit
2009







okt
1


160.000.000,00
-
160.000.000,00


nama akun: bank/utang/piutang                                  no. akun: 111/211/113
Tgl
Keterangan
Ref
Debit
kredit
saldo
debit
kredit
2009







okt
1
saldo

-
-
825.000.000,00
-



JP 10
-
800.000.000,00
  25.000.000,00




JPJ 10
950.000.000,00
-
975.000.000,00
-


Nama akun: pembelian                                                                  no. akun: 511
Tgl
Keterangan
Ref
Debit
kredit
saldo
debit
kredit
2009







okt
1

JP 10
800.000.000,00
-
800.000.000,00


Nama akun: penjualan                                                                   no. akun: 411
Tgl
Keterangan
Ref
Debit
kredit
saldo
debit
kredit
2009







okt
1

JPJ

950.000.000,00
-
950.000.000,00

Jika digunakan system fisik, untuk menghitung laba-rugi harus dihitung dulu persediaan akhir dengan cara perhitungan fisik. Oleh karena itu, system fisik tidak memberikan informasi persediaan akhir barang dagangan.

2.      System Perpetual (Perpetual System)
System perpetual atau metode pencatatan terus menerus atau system metode permanen adalah system pencatatan persediaan barang dagangan dengan cara mencatat setiap pembelian barang dagangan dan penjualan barang dagangan sebesar harga pokoknya pada akun persediaan, serta setiap penjualan barang dagangan sebesar harga jualnya pada akun penjualan. Kemudian harga pokok persediaan barang dagang dicatat pula pada akun
Harga pokok penjualan. Pada system perpetual, akun persediaan tidak hanya mencatat persediaan barang dagang pada awal dan akhir periode saja, tetapi juga mencatat persediaan barang dagang secara terus menerus sehingga saldonya bisa diketahui setiap saat.
Contoh:
Dibawah ini kegiatan PT. Angkasa untuk bulan juni 2010 sebagai berikut:
-          Persediaan barang dagangan 1 juni 2010        = Rp. 160.000.000,00
-          Pembelian barang dagangan selama bulan juni           = Rp. 800.000.000,00
-          Penjualan barang dagangan selama bulan juni            = Rp. 950.000.000,00
Yang harga pokoknya diketahui sebesar Rp. 400.000.000,00
-          Retur penjualan Rp. 200.000,00 harga pokoknya Rp. 84.000,00

Jurnalnya:
Persediaan                   Rp. 800.000.000,00
Bank/utang dagang                 Rp. 800.000.000,00
(untuk mencatat pembelian barang dagang)\

Bank/piutang dagang  Rp. 950.000.000,00
            Penjualan                                 Rp. 950.000.000,00
(untuk mencatat penjualan barang dagang)

Harga pokok penjualan Rp. 400.000.000,00
            Persediaan                               Rp. 400.000.000,00
(untuk mencatat harga pokok penjualan)

Retur penjualan           Rp. 200.000,00
            Piutang dagang                       Rp. 200.000,00
(untuk mencatat harga jual barang dagang yang diterima kembali)

Persediaan                   Rp. 84.000,00
            Harga pokok penjualan           Rp. 84.000,00
(mencatat harga pokok barang dagangan yang diterima kembali)

Nama akun: persediaan                                                                 no. akun:116
Tgl
Keterangan
Ref
Debit
kredit
saldo
debit
kredit
2009







okt
1
saldo

160.000.000,00
-
160.000.000,00


31

JP 10
800.000.000,00
-
960.000.000,00


31

JPJ 10
-
400.000.000,00
560.000.000,00


31

JU 10
84.000,00
-
476.000.000,00










Nama akun: bank/kewajiban/piutang                                no. akun:111/211/113
Tgl
Keterangan
Ref
Debit
kredit
saldo
debit
kredit
2009







okt
1




825.000.000,00


1

JP 10

800.000.000,00
25.000.000,00


31

JPJ 10
950.000.000,00

975.000.000,00


31

JU 10

100.000.000,00
875.000.000,00










Nama akun: penjualan                                                       no. akun: 411
Tgl
Keterangan
Ref
Debit
kredit
saldo
debit
kredit
2009







okt


JPJ 10

950.000.000,00
-
950.000.000,00

Nama akun: harga pokok penjualan                                              no. akun: 511
Tgl
Keterangan
Ref
Debit
kredit
saldo
debit
kredit
2009







okt


JPJ 10
400.000.00,00

400.000.000,00




JU 10
-
84.000,00



Nama akun:                                                                                   no. akun:
Tgl
Keterangan
Ref
Debit
kredit
saldo
debit
kredit
2009







okt


JPJ 10

950.000.000,00

950.000.000,00

Jika perusahaan menggunakan system perpetual, persediaan akhir barang tidak perlu dihitung lagi karena saldo akhir akun persediaan sudah menunjukkan nilai persediaanpada akhir periode tersebut.
silahkan download materi ini disini